Lebanon Kisruh, Ledakan besar terjadi di ibukota Negara Lebanon, Beirut. Menurut menteri kesehatan sedikitnya menewaskan 50 orang dan melukai lebih dari 2750 orang lebih.
Masih belum jelas apa yang menyebabkan ledakan itu terjadi, akan tetapi terlihat asap mengepul tebal di udara.
Rumah Sakit dan pusat kesehatan setempat mulai mengalami kewalahan, dan banyak bangunan yang hancur akibat ledakan besar tersebut.
Kepala keamanan Internal Libanon mengatakan ledakan besar tersebut terjadi di area yang sekitarnya menampung bahan-bahan peledak.
Menurut berita dari jurnalis BBC, banyak jasat dan kerusakan parah yang terjadi pasca ledakan tersebut, cukup untuk membuat pelabuhan Beirut terganggu.
Ledakan tersebut terjadi di saat Lebanon sedang mengalami krisis ekonomi, dan memicu perpecahan internal dalam waktu yang cukup lama. Ketegangan yang terjadi akhir-akhir ini juga tinggi menjelang putusan hari Jumat dalam persidangan atas pembunuhan mantan Perdana Menteri Rafik Hariri pada 2005 silam.
Para pejabat berasumsi bahwa ledakan tersebut karena adanya kecelakaan sebagai penyebab utama.
Menteri dalam negeri juga mengatakan bahwa ada laporan pertama bawa bahan peledak yang disimpan di pelabuhan telah meledak.
Perdana Menteri Hassan Diab menyebutnya sebagai malapetaka dan mengatakan bahwa yang bertanggung jawab atas ledakan ini harus dimintai pertanggungjawaban.
Dia juga berbicara tentang "Gudang Berbahaya" yang telah ada di lokasi sejak tahun 2014, akan tetapi juga mengatakan bahwa dia tidak akan mencegah penyelidikan lebih lanjut tentang ledakan Lebanon ini.
Media lokal juga menunjukkan banyak orang-orang yang terjebak di bawah puing-puing. Seorang saksi mata menggambarkan ledakan pertama itu memekakkan telinga, dan rekaman video menunjukkan mobil yang rusak dan bangunan yang hancur akibat ledakan.
"Semua bangunan di sekitar sini runtuh. Saya berjalan melalui kaca dan puing-puing di mana-mana, dalam kegelapan," Seorang saksi mata di dekat pelabuhan mengatakan kepada kantor berita AFP.
Ledakan itu terdengar hingga kejauhan 240 km, hingga terdengar pula hingga pulau Siprus di Mediterania timur.
Presiden Lebanon, Michel Aoun menyerukan pertemuan darurat Dewan Pertahanan Tertinggi, dan mengukuhkan bahwa Hari Rabu telah dinyatakan sebagai hari berkabung.
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson juga mengucapkan dalam tweetna bahwa :
"Inggris siap memberikan dukungan dengan cara apa pun yang kami bisa, termasuk kepada warga negara Inggris yang terkena dampak."
