Meski terjadi peningkatan kasus Covid-19 di Malaysia, pemerintah setempat memutuskan untuk tidak menerapkan kembali pembatasan lockdown. Keputusan tersebut diambil setelah melihat dampak ekonomi yang terjadi pada saat penerapan lockdown sebelumnya.
Meski begitu, pemerintah tetap menekankan pentingnya protokol kesehatan seperti menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker. Selain itu, mereka juga memperketat pengawasan di perbatasan untuk mencegah penyebaran virus dari luar negeri.
Meskipun tidak ada pembatasan lockdown, masyarakat diharapkan tetap disiplin dan mematuhi protokol kesehatan demi memutus rantai penyebaran Covid-19. Kita semua berharap pandemi ini segera berakhir dan kita dapat kembali ke kehidupan normal seperti sebelumnya.
Seperti yang dikutip pada situs berita straitstimes.com, Pihak Pemerintah Malaysia tidak mempertimbangkan untuk mengaktifkan kembali Perintah Kontrol Pergerakan (MCO), yang diberlakukan selama puncak pandemi Covid-19, Seperti yang di umumkan oleh Menteri Kesehatan Malaysia: Dzulkefly Ahmad pada 18 Desember.
Hal ini terjadi meskipun terjadi lonjakan jumlah yang terinfeksi baru-baru ini di negara ini, katanya pada konferensi pers di kantor pusat Kementerian Kesehatan di Putrajaya.
Beliau mengatakan ada kekhawatiran mengenai peningkatan jumlah kasus di Malaysia.
Saat ini, situasi tersebut tidak membebani fasilitas kesehatan kami
Dr Dzulkefly.
Malaysia mencatat 20.696 kasus Covid-19 antara 10 dan 16 Desember.
Antara tanggal 3 dan 9 Desember, terdapat 12.757 kasus, dengan 11 korban jiwa.
Namun, Dr Dzulkefly mengatakan 97 persen kasus baru berada dalam kategori risiko rendah.
Ia mengatakan, tercatat 28 kematian, 151 pasien saat ini berada di unit perawatan intensif, dan 96 orang memerlukan bantuan pernapasan.
