Pandemi Corona Virus Disease (COVID-19) selain menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat, akan tetapi juga berdampak positif bagi kehidupan masyarakat Indonesia atau bahkan asia tenggara, dengan salah satunya adalah anak mudah mulai melek Keuangan Digital.
Seperti yang dikutip pada Situs World Economic Forum dan sumber lainnya.
Berdasarkan survei terhadap lebih dari 68.000 pemuda berusia 16-35 tahun dari enam negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

Menganalisis dampak jarak sosial terhadap pemuda ASEAN, mengungkap bagaimana mereka mengatasi tantangan selama pandemi dan menjajaki dukungan yang mereka butuhkan saat kawasan ini berupaya menuju pemulihan yang inklusif dan berkelanjutan.
Survei ini mengungkapkan transformasi digital yang belum pernah terjadi sebelumnya di kalangan pemuda ASEAN.
Pemuda ASEAN juga muncul dari pandemi yang lebih ulet, adaptif, dan kreatif. Namun, potensi mereka dibatasi oleh kurangnya keterampilan digital, infrastruktur digital yang tidak memadai, dan kekurangan dana. Survei dilakukan dalam kemitraan dengan SEA (Asia Tenggara).
Dampak dari COVID-19 ini salah satunya adalah pada mekanisme manajemen keuangan, bagaimana para pemuda dapat lebih mengontrol pengeluaran mereka atau dapat menyisihkan uang mereka.
Seperti dikutip pada bisnis.com, para generasi milenial mulai melek teknologi dan financial beserta produk-produk keuangan digitalnya.

Hal ini diungkapkan oleh Advisor Departemen Riset Sektor Jasa Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sondang Martha Samosir dalam peluncuran e-book 'KoinWorks x SDNKI - Masa Depan Inklusi Keuangan Indonesia' bersama KoinWorks, Selasa (28/7/2020).
Sondang menjelaskan bahwa peluang fasilitas pembayaran digital dan e-commerce merupakan kunci membangkitkan literasi keuangan masyarakat, sehingga berdampak pada berkembangnya inklusi keuangan.
"Ini peluang untuk meningkatkan kondisi indeks literasi keuangan di Indonesia yang pada 2019 cuma 38,03 persen dan indeks inklusi keuangan 76,19 persen. Dari sektornya, yang paling inklusif itu perbankan 73,88 persen, disusul lembaga pembiayaan 14,56 persen, pasar modal masih jauh di bawah,"
Sondang Martha Samosir - Advisor Departemen Riset Sektor Jasa Keuangan
Setelah lembaga pembiayaan, indeks inklusi keuangan yang berada di peringkat tiga ditempati sektor dana pensiun mencapai 13,15%, pergadaian 12,38%, perasuransian 6,18%, sementara pasar modal 1,55%, dan lembaga keuangan mikro sebanyak 0,72%.